Awal
semester 5, sejak saat itulah saya mengenal mata kuliah penulisan artikel dan
juga sosok seorang dosen yang belum peranh saya jumpai sebelumnya. Bramma Aji
Putra, dosen muda yang baik hati, dosen yang penuh semangat mengajar, penuh
inspirasi, juga penuh motivasi. Pertama kali membaca jadwal mata kuliah
“penulisan artikel”, yang terbayang adalah kuliah yang melulu menulis. Saya
sendiri tidak begitu suka menulis dan membaca. Belum lagi membayangkan dosen
yang akan mengajar kami, mungkin juga melulu mengajarkan teori, berbicara
panjang lebar dan presentasi, ah biasa. Kesan pertama masuk kelas dan ketika
beliau mengenalkan diri, sudah terasa getar-getar semangat yang dipercikan pada
kami. Apa yang saya bayangkan sebelumnya tak terjadi di mata kuliah tersebut.
Ada semangat tersendiri ketika mengikuti mata kuliah penulisan artikel, bukan
karna ketampanannya, melainkan cara beliau mengajar yang membuat kami nyaman. Sekalipun
kuliah dilaksanakan pada hari sabtu (hari liburnya para mahasiswa pada
umumnya). Mata kuliah penulisan artikel sering kali masuk kelas hanya sesaat
saja, tapi sesaat yang bermanfaat. Dosen kami jarang berbicara panjang lebar
hingga membuat kami bosan, tutur kata yang beliau ucapkan selalau penuh makna,
inspirasi dan motivasi. Beliau lebih banyak memberikan peluang kepada kami
untuk praktek. Termasuk dari tugas-tugas yang sering beliau berikan. Hampir
setiap pertemuan beliau memberikan tugas kepada kami, tetapi tugas yang beliau
berikan tidak membuat beban bagi kami. Justru dari tugas-tugas tersebut
perlahan melatih kesukaan kami untuk menulis dan menulis, termasuk tugas yang
sedang saya ketik ini. Saya tidak pandai menulis, tapi iming-iming manfaat
menulis yang sering beliau bicarakan membuat saya ingin bisa menulis. Bahkan
sangat berharap dewi fortuna berpihak pada saya. Terutama ketika menulis
kemudian mencoba mengirimkan tulisan tersebut kesalah satu media dan
diterbitkan, tapi itu belum pernah terjadi dikehidupan saya.
Jiwa-jiwa
mahasiswa mungkin memang harus sering-sering digodog, contohnya saya, tetapi
saya yakin mayoritas mahasiswa juga demikan. Tak jarang rasa malas dan juga
merasa tidak mampu melakukan hal-hal baru yang menantang menguasai hati, hingga
akhirnya semua hanya tinggal angan tanpa tindakan. Selalu ada semangaat baru
usai mengikuti mata kuliah beliau (percaya tidak percaya), parahnya semangat
tersebut juga kadang mudah luntur. Kesalahan inilah yang sering dilakukan
mahasiswa. Ketika semangat menggebu selalu menunda-nunda waktu untuk bertindak,
lambat laun seiring waktu berlalu semangat tersebut juga kian luntur dan
akhirnya tidak ada hasil sama sekali. Maka dari
itu solusi terbaik untuk mewujudkan hasil terbaik adalah segera
bertindak ketika temukan inspirasi, motivasi dan semangat. Lagi-lagi, dosen
bernama Bramma Aji Putra adalah dosen baik hati, dosen yang penuh semangat
mengajar, penuh inspirasi, juga penuh motivasi. Beliau memberi warna baru
diperkuliahan kami. Dengan bahasanya yang santai beliau pernah berkata, “hari
gini siapa yang mau ngasih uang ke kita, kalau kita gak berkarya?/”. Itulah
celetuk beliau yang paling saya ingat dan membuat saya berpikir, apa yang bisa
dan akan saya lakukan untuk masa depan saya?, Karya apa yang bisa saya
persembahkan untuk diri saya sendiri, orang tua, oaring-orang terdekat dan
Indonesia?.
Terimakasih
bapak, telah mengajarkan kami banyak hal, telah bersedia membimbing kami dengan
tulus hati, telah memberi banyak inspirasi dan motivasi. Terbukti, bahwa dosen
muda lebih menginspirasi. Jazakallah…